ada masalah lagi dengan pangeran. aku merasa habis tenaga menghadapinya. aku mencoba kuat atau sok kuat seperti biasanya. tapi kini rasanya mau rubuh saja. terminasikan semua ini. paling tidak untuk sementara saja, biarkan aku mengumpulkan tenaga lagi. aku jadi merasa lemah sekali. kenapa di hadapannya aku menjadi lemah begini? …
sekitar dua hari yang lalu, aku mabuk berat. kemudian aku remuk. di kampus, ingin tidur saja selama kuliah. tapi di sampingku ada mahasiswi pintar yang terus merecokiku dengan segala kepintaran akademisnya. rasa muak semakin memuncak ketika ia bercerita bahwa ia selalu akan menanyakan soal berat badan; tinggi badan; dan indeks prestasi akademis untuk menguji apakah seorang laki-laki pantas jadi pacarnya. semacam kebahagiaan bisa diperoleh lewat angka-angka klise itu. been there, done that. aku mencoba tertidur, tapi lalu orang ini memelukku dengan benar-benar intim. ah. ada apa ini. mungkin orang ini butuh kehangatan. tapi aku bukan laki-laki dengan berat badan dan indeks prestasi akademis yang ideal. aku ini perempuan dengan berat badan lebih dan indeks prestasi akademis pas-pasan. kamu menginginkan kehangatan dariku? ah, apa-apaan ini. tapi aku terlalu remuk untuk menepis jamahannya. sembari berharap ia tidak bertindak lebih jauh lagi, lagipula waktu itu banyak orang di ruang kuliah.
hingga akhirnya jam kuliah selesai. kembali berurusan dengan”nya”. kembali semacam bertengkar. hidup atau mimpi buruk, yang mana yang lebih mengerikan? seandainya aku tidak seremuk ini, aku ingin menghajarnya saat itu juga.
kembali ke kos dengan penuh perjuangan, aku terkapar. ibuku datang. aku sempat bingung, namun akhirnya beliau positif mengiraku sakit maag. memuakkan ketika kebohongan itu kemudian diumbar dari mulut beliau ke orang banyak.
sempat masuk rumah sakit karena aku berubah jadi greencake (istilah dari Lai untuk gangguan usus yang menyebabkan mencret ijo tua dan nyeri bukan main). keesokannya, lagi-lagi masalah mendesak mengenai proyek dengan”nya”. fantastis bahwa aku kabur dari rumah sakit kemudian. sayangnya bukan karena alasan yang kukehendaki. pertengkaran dingin lagi, semua saling menyalahkan. hal-hal kecil yang dibesar-besarkan, hal-hal tidak penting yang dipermasalahkan. kenapa tidak fokus, kesampingkan dulu yang lain? aku benar-benar muak.
dan kini pun aku tidak bisa kemana-mana. tersiksa sekali, rasanya ibuku benar-benar bernafsu membelengguku dalam dunianya yang penuh formalitas dan moralitas. hidupku jadi seperti bukan milikku sendiri tiap ada beliau. segala yang telah kuletakkan pada tempatnya berubah, sulit untuk kupetakan kembali. aku seperti terpenjara, rasanya tersiksa sekali.
kalimat bijak hari ini adalah “kentutlah sebelum kamu dikentuti”.
sekian untuk saat ini.