antara kampanye dan ruang publik

beberapa saat lagi, sepertinya di tempat saya bertinggal akan diadakan pilkades. foto-foto orang-orang nggak dikenal mendadak bertebaran di sepanjang gang. ditempel dimana-mana. orang-orang ini, wajahnya baru keliatan begitu deket pilkades. sebelumnya, kemana dia? lebih parah lagi, cuma wajah di selebaran yang ditempel secara nggak tertib dimana-mana. bukannya dateng langsung. nyampein visi misi.

sebetulnya sudah maklum kalau modelnya begitu. toh dari dulu memang begitu adanya. nggak ada bedanya dari waktu ke waktu. rakyat cuma ada beberapa tahun sekali. biar bisa voting pemilihan pejabat. selebihnya, nggak ada. alhamdulillah juga karena dalam level ketua RT/RW, masih cukup banyak yang benar-benar berdedikasi terhadap amanatnya untuk memimpin wilayahnya.

seharusnya juga sudah maklum kalau dekat-dekat pemilu, dinding ruang-ruang publik makin nggak tertib kelihatannya. foto-foto orang nggak dikenal. mejeng a la pasphoto. tapi tetep aja males liatnya.

mungkin cuma mimpi. kalau bakal ada calon kepala desa.. calon gubernur … ato apa lah semacamnya … yang benar-benar memperhatikan estetika lingkungan daerah yang mungkin bakal dia pimpin. dan perhatiannya itu dicerminkan dari cara dia kampanye. nggak seenaknya aja nempel-nempel selebaran dimana-mana. mending selebarannya artistik, ini apaan. bikin pemandangan makin semrawut.

saat pulang kota kemarin juni-agustus, juga merasakan hal yang serupa. nggak cuma tempel-tempelan, melainkan juga spanduk dimana-mana. padahal sebelumnya udah ada himbauan untuk nggak pasang atribut kampanye yang nggak menyampaikan visi misi. tapi toh himbauan itu kemudian tenggelam di lautan spanduk kampanye pilgub DKI. akhirnya tiap memasuki kawasan jakarta, dan berstatus sebagai penumpang mobil, bawaannya pengen nunduk mulu. males, muka dia dimana-mana. sori ya.

buat para calon pemimpin yang udah punya rencana bakal mencalonkan diri jadi calon pemimpin entahapa, hal ini boleh jadi bahan pembenahan. kampanye silakan, tapi mbok jangan ikut-ikutan mencemari ruang-ruang publik lingkungan kita. kalau kaya’ gitu, udah nggak jauh beda aja sama iklan sedot WC. mending desain selebaran kampanyenya rada keren. tapi saya maklum deh, uang kalian udah cukup kekuras buat nyari simpatisan. jadi ya gitu deh.

(emangnya pilkades caturtunggal tuh kapan sih? tau-tau di SD deket kost gua udah berdiri TPS aja)

Tinggalkan komentar